Khamis, 30 September 2010

Sungai Kota Tinggi

Aku melihat sebatang sungai dari jendela kaca tingkat 2 Hotel Sri Kota ini. Aku menggaru-garu di muka dan lengan, “Mana datang nyamuk ni? Semalam tak ada pun?” geram, semakin banyak tempat di tubuh ku yang semakin gatal.

“Apa nama Sungai ni ya? Lupa.”

“Adila, apa nama sungai depan hotel ni?” aku kirim SMS pada staf ku.
E72ku berbunyi. “Hah, SMS!”
Adila: Kota la.
Hm, aku merengus tak puas hati: Sg. Kota atau Kota Tinggi?
Tak sampai seminit Adila terus membalas SMS: Kota Tinggi.
“Thanks”, sekadar ku menjawab dalam hati.

Sungai Kota Tinggi

Berlatar belakang Yuna di laptop; ‘Gadis Semasa’,
Merenung jauh pada sebatang sungai yang tampak tenang jiwanya,
Agak rencam dek kegelapan malam,
Hanya lentera tiang dan terpampang sebuah papan tanda berlampu: ‘Firefly Crip’,
Dan lawannya titisan halus hujan yang membasahi tar dan segala bumbung di sini.

Kala melepaskan lelah seharian bekerja di sini,
di Kota Tinggi ini,
Aku menggaru lengan yang berbintat,
 gigitan nyamuk yang kelaparan,
Seperti jiwa ku juga yang kelaparan,
Sebal.

Tiga bintat sudah kelihatan di lipatan lengan,
Nanar.

Konsentrasi terganggu,
Usai membaca Faisal; ‘Tuhan Manusia’,
Giliran ‘Katerina’ Ahadiat menyusul.
Bintat tiga masih terasa,
Macet, mencemberut.

Pergilah kamu nyamuk, janganlah menganggu,
Asap Dunhill dah ku hembus,
Tak usah datang lagi,
Aku cuma mahu menikmati Sungai Kota Tinggi.

Ashraf adrutdin
9.00pm / 29 September 2010
Hotel Sri Kota – berhadapan Sungai Kota Tinggi nan tenang.




Tiada ulasan:

Catat Ulasan