Selasa, 28 Jun 2011

jerawat

Jerawat

Ah! Tangan ini semakin gatal,
mengopek, mengorek, memicit dan menyelet,
jerawat di wajah dusta ini.

Ah! Jerawat ini, semakin macet semakin lazat,
bersit jerawat yang mengkal, lalu tiris darah kotor dari wajah sebal ini.
waktu jeda sebegini, memang gesit tangan ini - waktu kesepian melanda hati yang kelam.

Kitarannya hampir sama setiap hari, bulan dan tahun,
Andaian dengan mengopek, mengorek, memicit dan menyelet,
jerawat di muka pada hari ini,
esok 'kan pasti lega, bersih, dan hilang jerawat di muka,
pasti kelegaan itu pantas tercapai,
hubaya-hubaya hasrat di hati ini, termakbul jua,
rupanya tidak kejap naluri jiwa - manusia mana bisa puas.

Arahan syaitan atau nafsukah?
Kelazatan engkau mengopek, mengorek, memicit dan menyelet jerawat dari wajah - wajah itu?
Lazat dan sakit hari ini,
mengundang sejuta kebejatan esoknya,
tangan - tangan itulah yang merosakkan raut wajah itu - tangan - tangan itulah yang disoalnya lusa.

Orang tua-tua berkata: ikut hati mati, ikut nafsu lesu, ikut jiwa binasa,
siapa pula anak muda yang nak mati ini?
siapa pula anak muda yang nak lesu ini?
siapa pula anak muda yang nak binasa ini?
orang tua berdarah muda atau orang muda berdarah tua?

Orang tua-tua berkata: jerawat di muka usah dipicit, nanti berlubang, tak molek dipandang,
makin dilarang, makin sedap dibuat.
Kadang sedap, kadang perit,
luka jerawat boleh sembuh,
tetapi parut pasti 'kan kekal.

Lihat pada kuku,
masih sisakah darah itu?


+nafsu, keserakahan, penipuan, kuasa, kezaliman,  - ibarat candu, ibarat nasi.


ashraf adrutdin,
subang intan,
dua puluh sembilan haribulan enam, dua ribu sebelas,
jam dua belas, sembilan menit malam.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan